Energi Bersih Untuk Kalimantan Selatan
Para peneliti ekonom lingkungan dan energi dunia mengingatkan bahwa untuk memiliki peluang 50% untuk menjaga iklim global agar tidak naik 1,5͒͒ celsius maka sebagian besar cadangan batu bara dunia harus tetap berada didalam tanah.
Kalimantan selatan merupakan provinsi produsen utama batubara di Indonesia. Memiliki sumberdaya dan cadangan batu bara sebesar 17,2 miliar ton dengan jumlah produksi 160 juta ton/tahun. Dalam kurun waktu 107 tahun kedepan atau sekitar 5 generasi diperkirakan batu bara Kalimantan selatan akan habis.
Kapasitas eksisting sistem ketenagalistrikan Kalimantan selatan saat ini sebesar 897,39 MW dengan daya mampu bersih 801,98 MW, sementara proyeksi kebutuhan beban puncak pada tahun 2030 mencapai 1.029MW. Saat ini pemenuhan kebutuhan listrik Kalimantan Selatan masih sangat bergantung energi fosil 73% yang berasal dari 3 pembangkit PLTU batu bara sebesar 660 MW.
PLTU Batubara pertama di Kalimantan Selatan adalah PLTU asam asam unit 1-2 berlokasi di Desa Simpang Empat Sungai Baru, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah laut. Beroperasi sejak tahun 2000 (24 tahun) dengan kapasitas 2×65 Mw dan membutuhkan pasokan batu bara 60.000 ton/tahun. Jika 1 GW PLTU batu bara menghasilkan emisi Co2 5-6 juta ton/tahun maka diperkirakan unit 1-2 menghasilkan emisi Co2 600 ribuan ton/tahun-nya.
Teknologi pembakaran unit 1-2 diketahui menggunakan teknologi Circulating Fludized Bed Boilers (CFB) dimana pembakaran terjadi pada suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan teknologi Pulverised Coal Combustion (PC). Sehingga dalam operasional tidak efisien dan tinggi emisi. Sejak tahun 2021 PLTU Asam asam telah menerapkan metode co-firing dengan membakar secara bersamaan 95% batu bara dan 5% serbuk kayu yang di klaim sebagai “upaya menurunkan emisi”.
Populasi penduduk Desa Simpang Empat berjumlah 6.404 jiwa, pada tahun 2013 menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut dari 10 jenis penyakit, ISPA menduduki peringkat pertama dengan jumlah 1.502 kasus sejak 13 tahun unit 1-2 beroperasi. PLTU batu bara Asam asam eksisting memiliki 6 unit pembangkit (4x65Mw + 2x100Mw) dengan total kapasitas 460MW tentunya menambah beban ekologis bagi masyarakat desa.
Kalimantan selatan membutuhkan rencana peta jalan menuju energi bersih dengan mempertimbangkan beberapa kebijakan energi daerah. Peta jalan ini akan menunjukan arah menuju pemulihan ekologis yang berdampak signifikan untuk kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Desa Simpang Empat dan kalimantan secara umum.
Menurut staff ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Kalimantan Selatan mampu menghasilkan tegangan listrik sekitar 3.270 MW seluruhnya berasal dari PLTB, PLTA, PLTS dan potensi enegi terbarukan. Dengan kemampuan ketersediaan energi terbarukan yang dimiliki bukan suatu yang mustahil untuk Kalimantan Selatan memenuhi kebutuhan energi listrik 100% bersumber dari energi bersih.
Menimbang teknologi, usia dan dampak kesehatan serta emisi Co2 yang dihasilkan PLTU Asam – asam unit 1-2 maka sudah selayaknya untuk dipensiunkan bersamaan dengan pengembangan teknologi pembangkit energi terbarukan yang cukup melimpah untuk memenuhi kebutuhan energi Kalimantan Selatan.
Sumber :
-
Handbook of Energy & Economic Statistic of Indonesia 2023 – MEMR.
-
https://data.kalselprov.go.id/dataset/data/1266.
-
Statistic ketenagalistrikan 2021, DIrJen Ketenagalistrikan – KESDM.
-
RUPTL 2021- 2030.
-
https://www.gem.wiki/Asam-Asam_power_station
-
https://www.nexi.go.jp/environment/info/pdf/ins_kankyou_17-001_01.pdf
-
https://kalselprov.go.id/berita/
-
https://www.kanalkalimantan.com/dari-bandsaw-jejak-program-co-firing-pltu-asam-asam-untuk-energi-bersih/